Monday, 16 October 2023

EMPAT SEKAWAN MENANGKAP IKAN



 

EMPAT SEKAWAN MENANGKAP IKAN


OLEH : Cah Bagoez


Malam ini Anto gembira karena besok adalah hari minggu jadi besok ia dan kawan  kawan bebas bermain sepuasnya, sebelum tidur Anto sudah merencanakan hal yang akan di kerjakan esok hari yaitu akan mencari ikan disungai di desa sebelah . anto pun tertidur pulas malam ini, tersungging senyum di bibir Anto .
Pagi ini matahari telah menampakkan dirinya tetapi Anto masih tertidur dengan pulasnya, pukul tujuh  Hari ,Yadi, dan Tono datang ke rumah anto, “assalamuallaikum, Antoooo.....” suara  Hari,Yadi dan Tono bersamaan ,” waalaikum salam......” terdengar jawaban dari dalam rumah,tak lama kemudian muncul ibu Anto “selamat pagi bu, Antonya ada bu.....?” tanya Yadi mewakili teman-temannya, “oo.. Anto , ada tapi sepertinya masih tidur..” jawab ibu Anto,”mau ibu panggil,atau kalian mau ke kamar Anto ....?sambung  Ibu Anto, “biar kami saja yang ke kamar Anto, kalau di ijinkan....” jawab Tono, “ya sudah sana kedalam ....” kata Ibu Anto, mereka bertigapun berjalan ke kamar Anto,mereka sudah terbiasa dengan rumah Anto ini  karena sudah sering bermain bahkan kadang mereka menginap .Anto masih tidur ketika mereka masuk ke kamar “ Anto, anto bangun.....” Hari dan Yadi menggoyangkan badan Anto sedangkan Tono menggelitik telinga , Anto pun terjaga dan langsung terduduk di tempat tidur “ ada apa ada apa ini....”katanya terkaget kaget,” jadi apa tidak acara kita nih.......? tanya Hari kepada Anto,” oh iya,aku hampir lupa....” kata Anto sambil menepuk dahinya sendiri,kemudian bergegas bangun dan mengambil handuk langsung ke kamar mandi sementara teman-temannya di tinggalkan begitu saja,hampir setengah jam menunggu akhirnya mereka siap berangkat ,sebelum berangkat mereka berpamitan ke Ibu Anto terlebih dahulu. Mereka pun pergi dengan hati gembira,karena sebelum pergi mereka di bekali makanan yang lumayan banyak. Mereka berjalan beriringan menuju ke sungai,sepanjang perjalanan mereka bersendau gurau dan tertawa riang, jarak sungai dari rumah Anto lumayan agak jauh kurang lebih setengah jam perjalanan ,tetapi hal itu tidak jadi masalah karena melewati persawahan yang hijau dan dan kebun singkong juga kebun kacang panjang yang asri jadi tidak tidak membosankan dan yang serunya bisa ambil buah yang ada di kebun itu seperti buah pepaya,walaupun sebenarnya halitu tidak boleh dilakukan. Meski hari itu masih pagi,di sawah sudah banyak petani  yang bekerja menggarap sawah mereka,”mau kemana anak-anak......? tanya salah seorang petani kepada Anto dan kawan-kawan” kami hendak mencari ikan ke sungai pak... jawab Tono, “Oh.. begitu,hati-hati ya nanti kalau di hulu sungai hujan biasanya pintu air di bendungan di buka,jangan sampai terbawa hanyut......” nasehat petani itu, “ Iya pak kami akan hati-hati......”jawab mereka bersama-sama, “mari pak....”sahut Yadi menutup pembicaraan dengan petani tersebut.
Tidak berapa lama,sayup-sayup terdengar suara gemericik air. Anto,Yadi,Hari dan Tono makin bersemangat mengayun langkah,akhirnya mereka sampai di pinggir sungai. Karena terlalu bersemangat ketika hendak turun ke pinggir sungai Tono tergelincir karena tanahnya licin, langsung saja Tono meluncur ke bawah dan terduduk di batuan di pinggir sungai, spontan Anto Yadi dan Hari tertawa terpingkal-pingkal, “makanya berjalannya hati-hati dong jangan terburu-buru”, ujar Yadi,sedangkan Tono meringis saja bukan karena sakit tapi karena malu, ah ada-ada saja nih kejadian....pikir Tono. Karena masih di kaki gunung di sungai ini masih banyak batu kali yang besar besar,anto dan tono segera naik ke batu yang lumayan besar dan datar,kemudian melepas baju dan menyimpannya diatas batu tersebut,” Hari, Yadi lepas baju kalian dan simpan di sini....” teriak Tono “Ya, sebentar.......”jawab Yadi kemudian menghampiri Anto dan Tono, mereka berempat segera mencari ceruk air yang tidak terlalu besar biasany ada ikan yang terjebak dan bersembunyi di balik batuan. Mereka memang tidak membawa kail ataupun jaring, karena memang terbiasa menangakap ikan dengan cara seperti ini, tempat yang ada ikannya di obok-obok setelah ikannya mabuk baru di tangkap.Mereka berpencar mencari ceruk atau kolam kecil yang ada, tidak lama kemudian Tono berteriak,”Hei sepertinya di sini ada ikannya, cepat kemari......” Hari,Anto dan Yadi segera menghampiri Tono,”Mana ikannya, mungkin kamu salah lihat.... ujar Anto,”tunggu dulu, sabar nanti juga terlihat,....”kata Tono, tidak lama terlihat ikan melintas berenang, “ itu tuh ikannya ada....” teriak Hadi, secara bersama mereka turun ke air dan mulai berebutan menangkap ikan, air pun jadi keruh karena mereka berempat mengobok-obok ceruk itu,akhirnya ada ikan yangamulai mabuk dan di tangkap oleh Tono,”aku dapat satu nih.....” Yadi pun berteriak ketika berhasil menangkap ikan,gembiranya bukan main Anto dan kawan-kawan setelah berhasil menagkap beberapa ekor ikan, merekapun beristirahat dan membuka bekal pemberian Ibu Anto, “bungkus kuenya jangan di buang sembarangan nanti mengotori sungai......”kata Tono, setelah cukup kenyang mereka merebahkan diri di atas batu. “Ayo kita turun lagi mencari ikan.....” kata Tono, mereka langsung menyebar lagi dan hal yang sama di lakukan oleh mereka di selingi tawa ceria,di kejauhan langit  pada bagian hulu sungai terlihat mulai agak gelap sepertinya akan turun hujan juga mulai terdengar gemuruh suara petir.”Ikan yang kita dapatkan sudah cukup banyak,kita pulang saja yuk......” ajak Yadi. Bendungan di hulu sungai sebentar lagi pasti di buka,apabila mereka masih di sungai bisa terbawa arus sungai, mereka teringat nasehat petani saat mereka berangkat mencari ikan bahwa kalau hujan bendungan pasti di buka mereka tidak mau kalau hal itu terjadi, hanyut terbawa arus sungai.” Yuk cepat kita pulang,jangan lupa ikannya jangan tertinggal......”kata Yadi, setelah memakai baju dan mengemas barang-barang mereka pun pulang,walau sebenarnya masih ingin lebih lama tapi tak apalah libur minggu depan masih ada waktu untuk bermain bersama lagi. Mereka pulang dengan hati gembira.<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8108926384444581"
     crossorigin="anonymous"></script>

ADIK SEPUPU



ADIK  SEPUPUKU


Oleh    :  Cah Bagoez
Siwi punya kebiasaan baru akhir-akhir ini yaitu selalu melihat kalender yang ada di ruang keluarga,hal itu jadi perhatian Ibunya, “ibu perhatikan kamu selalu melihat kalender,ada apa            sih ......?” tanya Ibunya,”itu bu, Siwi sering memperhatikan kalender karena sudah tak sabar mau bertemu dengan Tabila anak Om Yanto, akhir minggu ini jadi kan mereka datang.......?” jawab Siwi sekaligus bertanya ke Ibunya, “Iya, pasti Om Yanto sekeluarga dan juga Om Dwi datang .....”. Akhir minggu ini rumahnya pasti akan ramai sekali karena keluarga besar dari Ibunya akan berkumpul di sini, ada yang dari banten, jakarta,sragen,temanggung dan juga klaten tempat di mana Siwi tinggal.
Om Dwi dan Om Yanto adalah adik kandung Ibu Siwi, mereka tinggal di jakarta dan banten. Om yanto punya satu anak namanya Tabila yang berumur empat tahun, anaknya lucu sekali.Mereka akan datang ke klaten karena ada acara selamatan atau kendurian seribu hari meninggalnya nenek.Semalam  om Yanto menelefon mengabari bahwa akhir minggu ini jadi datang,Tabila anak om Yanto pun ikut berbicara dengan Ibu Siwi Banyak hal yang di tanyakan oleh Tabila,maklum masih anak kecil jadi selalu ingin tahu, mulai dari kegiatan Ibunya,Bapaknya juga Siwi dan Kakak-kakaknya semua di tanyakan oleh Tabila.
Tiga hari kemudian, yakni hari jum’at rumah siwi mulai ramai oleh tetangga dan saudara yang membantu untuk mempersiapkan tempat dan memasak, sebagian besar saudara yang rumahnya dekat yang membantu, kalau yang jauh belum datang. Kebetulan Bapak Siwi jadi ketua Rt di kampung ini makanya para pemuda mudah untuk di ajak bergotong royong membantu mempersiapkan tempat, dan juga para ibu-ibu untuk membantu memasak di rumah.
Keesokan harinya Om yanto dan keluarga datang bersama Om Dwi, mereka datang agak siang karena keretanya hanya sampai jogja jadi harus menyambung lagi dengan kereta ekonomi tujuan klaten, dari stasiun klaten mereka menyewa angkutan umum atau angkot untuk sampai ke rumah Siwi. Walaupun lelah tapi mereka tetap gembira karena bisa berkumpul kembali dengan keluarga besar,begitu pula Tabila setelah beristirahat langsung terlihat aktifnya sepupuku ini, “Bude, Bude ikannya mana....? tanya Tabila ke Ibu Siwi, “Ada, itu di kolam,minta anter sama mbak Siwi ya.....jawab Ibu Siwi, “ Wi....Siwi....antar Tabila nih ke kolam ikan di belakang..... teriak Ibu Siwi. Tak lama kemudian Tabila sudah asyik mengobok-obok kolam untuk menangkap ikan,Siwi hanya memperhatikan tingkah adik sepupunya itu sambil tersenyum, anak-anak kecil di sekitar rumah yang biasanya tidak berani untuk menangkapi ikan yang di kolam itu jadi ikut-ikutan, Bapak Siwi tidak melarang, daripada keponakannya menangis di biarkan saja mereka bermain di kolam ikan itu. Setelah puas bermain di kolam ikan, Tabila beristirahat sekalian makan siang dulu,karena ketika datang hanya makan cemilan saja, bahagianya mereka karena dapat makan bersama dan berkumpul dengan anggota keluarga yang belum tentu bisa bertemu setiap hari,ramainya bukan main makan siang hari ini, karena biasanya hanya berlima Bapak ,Ibu, dua kakak dan Siwi. Makan siang sudah selesai Siwi membantu Ibu dan kakaknya merapihkan meja makan, sepertinya Tabila sudah mengantuk karena lelah bermain dan perut kenyang setelah makan, terdengar rengekannya” Ibu pengen bobo tapi sama mbak Siwi .......” rajuk Tabila, “Ya sudah ayo tidur di kamar Mbak Siwi.....” jawab Siwi, karena memang lelah dan mengantuk Siwi langsung menggendong Tabila,adik sepupunya itu. Setelah tidur yang nyenyak selama tiga jam, sekitar pukul empat sore Siwi dan Tabila bangun dan langsung mandi karena kalau terlalu sore airnya terasa dingin, setelah selesai mandi Siwi mengajak Tabila bermain di lapangan dengan teman-temannya, di belakang rumah Siwi ada lapangan yang biasanya untuk menjemur gabah,jagung atau kacang tanah hasil panen warga, Tabila terlihat senang sekali karena punya banyak teman baru dan juga cepat sekali akrabnya.
Tak terasa sudah tiga hari keluarga besar ibunya berkumpul, merekapun harus pulang ke rumah masing-masing,walaupun sebenarnya masih ingin lebih lama lagi berkumpul.Siwi sedih harus berpisah dengan adik sepupunya ini, tapi karena Omnya harus bekerja lagi mereka harus pulang sebagai kenang-kenangan Siwi memberikan boneka dora kesayangannya yang selalu menemani tidurnya agar Tabila selalu ingat akan dirinya. 

HAKIKAT BAHASA DAN FUNGSI BAHASA



A.    HAKIKAT BAHASA DAN FUNGSI BAHASA
1.      Hakikat Bahasa
Berbicara mengenai hakikat bahasa, prof. Anderson mengemukakan adanya delapan prinsip dasar, yaitu :
a.       Bahasa adalah suatu sistem
b.      Bahasa adalah vokal (bunyi tuturan)
c.       Bahasa tersusun dari lambang-lambang mana suka (arbitary symbols)
d.      Setiap bahasa bersifat unik, bersifat khas
e.       Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan
f.       Bahasa adalah alat komunikasi
g.      Bahasa berhubungan erat dengan budaya tempatnya berada
h.      Bahasa itu berubah-ubah (dinamis). (Henry Guntur Tarigan, 2015 ; 2-3).

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Dengan sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya sistem bahasa itu bukan merupakan sebuah sistem tunggal melainkan terdiri dari sejumlah subsistem. Sistem bahasa yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi.
(Abdul Chaer, Ed. Rev, 2010 ; 14-17).




2.        Fungsi Bahasa
Halliday menemukan tujuh fungsi bahasa, yaitu :
a.       Fungsi instrumental melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
b.      Fungsi Regulasi bertindak untuk mengatur dan mengendalikan orang lain.
c.       Fungsi Representasional adalah penggunaan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan, dengan perkataan lain “ menggambarkan” realitas yang sebenarnya, seperti yang dilihat seseorang.
d.      Fungsi Interaksional bertugas untuk menjamin dan memantapkan ketahanan serta kelangsungan komunikasi sosial.
e.       Fungsi personal memberi kesempatan kepada seorang pembicara untuk mengekpresikan perasaan, emosi, pribadi serta reaksi-reaksinya yang mendalam.
f.       Fungsi Heuristik melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari seluk-beluk lingkungan
g.      Fungsi imajinatif melayani penciptaan sistem-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif. (Henry Guntur Tarigan, 2015 ; 5-7)

Fungsi bahasa menurut Fishman (1972) :
1.      Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya.
2.      Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah.
3.      Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahasa itu berfungsi fatik, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial.
4.      Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial. Maksudnya adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana pendapat si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
5.      Dilihat dari segi kode yang dipergunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Yakni, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
6.      Dilihat dari segi amanat, bahasa itu berfungsi imaginatif. Bahasa itu digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Baik yang sebenarnya maupun yang Cuma imaginasi (khayalan, rekaan).
(Abdul Chaer, Ed. Rev, 2010 ; 14-17).

B.     TATA BAHASA DAN PRAGMATIK
1.      Semantik dalam arti luas
Sesuai dengan Morris (1938) terdapat pembedaan sebagai berikut :
Sintaksis : menelaah “hubungan-hubungan normal antara tanda-tanda satu sama lain.
Semantik : menelaah “ hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan
       wadah penerapan tanda-tanda tersebut.”
Pragmatik : menelaah “ hubungan-hubungan tanda-tanda dengan para penafsir atau interpretator.”
2.      Semantik dalam arti sempit
Bidang semantik dibagi menjadi dua pokok bahasan, yaitu:
a.       Teori referensi (denotasi, ekstensi)
b.      Teori makna (konotasi, intensi)

3.      Makna
Makna menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) ialah arti atau maksud
(sesuatu kata), misalnya mengetahui lafal dan maknanya, bermakna, berarti mengandung arti yang penting (dalam), berbilang, mengandung beberapa arti, memaknakan. Menerangkan arti (maksud) sesuatu kata dan sebagainya.

Tata Bahasa dan Pragmatik merupakan dua ranah yang komplementer, saling melengkapi didalam linguistik.

C.     PRAGMATIK DAN TINDAK UJAR
Pragmatik adalah telaah mengenai makna dalam hubungannya dengan aneka situasi ujaran. Ada lima aspek situasi ujaran, yaitu :
1.      Pembicara-penyimak
2.      Konteks ujaran
3.      Tujuan ujaran
4.      Tindak ilokusi
5.      Ucapan.

Ada tiga jenis tindak ujar, yaitu :
1.      Tindak lokusi
2.      Tindak ilokusi
3.      Tindak perlokusi

Prinsip konversasi mencakup prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun.
Ada empat maksim (ungkapan) yang termasuk kedalam prinsip kerja sama, yaitu :
1.      Maksim kualitas
2.      Maksim kuantitas
3.      Maksim relasi
4.      Maksim cara

Ada enam maksim yang termasuk kedalam prinsip sopan santun, yaitu :
1.      Maksim kebijaksanaan
2.      Maksim kedermawanan
3.      Maksim penghargaan
4.      Maksim kesederhanaan
5.      Maksim permufakatan
6.      Maksim simpati
Presuposisi adalah pengamanan “dunia nyata” yang digunakan orang dalam percakapan yang melibatkannya kalau pemahaman penuh terhadap maknanya terlaksana.

D.    UNGKAPAN KEBIJAKSANAAN
a.       Klasifikasi Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi dibagi empat fungsi, yaitu :
1.      Kompetitif
2.      Konvivial
3.      Kolaboratif
4.      Konfliktif

b.      Kebijaksanaan dan kesopansantunan
Kebijaksanaan adalah salah satu jenis atau aspek kesopansantunan. Sedangkan kesopansantunan adalah bersifat asimetris, apa yang sopan pada penyimak belum tentu sopan pada pembicara dan sebaliknya.
c.       Paradoks santun pragmatik
Adalah suatu atribusi sikap yang bertentangan pada para partisipan dalam suatu dialog.

E.     RETORIKA ANTARPRIBADI
·         Dalam retorika antar pribadi terdapat beberapa prinsip, yaitu :
1.      Prinsip kerja sama
2.      Prinsip sopan santun
3.      Prinsip minat
4.      Prinsip pollyanna
·         Dalam prinsip kerja sama terdapat empat maksim, yaitu :
1.      Maksim kuantitas
2.      Maksim kualitas
3.      Maksim relasi
4.      Maksim cara
·         Dalam prinsip sopan santun terdapat enam maksim, yaitu :
1.      Maksim kebijaksanaan
2.      Maksim kedermawanan
3.      Maksim penghargaan
4.      Maksim kesederhanaan
5.      Maksim permufakatan
6.      Maksim simpati
·         Aspek metalinguistik kesopansantunan
   Dari pengalaman sehari-hari bahwa kesopansantunan dimanifestasikan bukan hanya dalam ‘isi’ percakapan, tetapi juga dalam ‘cara’ mengelola percakapn serta menstrukturinya yang dilakukan oleh para partisipannya.
·         Ironi dan Kelakar
1.      Ironi adalah majas atau gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud mengejek.
2.      Kelakar adalah senda gurau, percakapan untuk olok-olok (lelucon dan sebagainya).
·         Hiperbola dan Litotes
1.      Hiperbola adalah gaya bahasa atau majas berupa ungkapan melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan : jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya.
2.      Litotes adalah gaya bahasa atau majas yang berupa pernyataan mengenai sesuatu dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya.

F.      LOKUSI, ILOKUSI DAN PERLOKUSI
1.      Lokusi, ilokusi dan perlokusi
Tiga jenis tindak ujar, yaitu :
a.       Tindak lokusi (melakukan tindakan untuk mengatakan sesuatu)
b.      Tindak ilokusi (melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu)
c.       Tindak perlokusi (melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu)



2.      Aneka kelas verba tindak ujar
a.       Verba ilokusi dan verba perlokusi
b.      Klasifikasi ilokusi

3.      Analisis semantik terhadap beberapa verba ilokusi
a.       Kolom (a)
b.      Kolom (b)
c.       Kolom (c)
d.      Kolom (d)
e.       Pengelompokan horisontal
f.       Pasangan terkecil
g.      Jurang pemisah kebetulan
h.      Penafsiran skala


G.    ANEKA TINDAK KOMUNIKATIF
A.    Kaidah konversasi
Konversasi merupakan wadah yang paling ampuh bagi pengunaan kaidah-kaidah atau aturan-aturan wacana secara fungsional.
Ada empat maksim dalam konversasional dalam mempermudakan pembicara menetapkan suatu judul pembicaraan, yaitu :
1.      Kuantitas
2.      Kualitas
3.      Relevansi
4.      Cara
B.     Klasifikasi tindak komunikatif
Komunikasi adalah serangkaian tindakan komunikatif atau tindak ujar yang dipakai secara bersistem untuk menyelesaikan tujuan tertentu.
Ada 15 kelompok dalam tindak komunikatif, yaitu :
1.      Menyapa, mengundang, menerima, menjamu.
2.      Memuji, mengucap selamat, menyanjung/merayu, menggoda, memesonakan, menyombongkan.
3.      Menginterupsi, menyela, memotong pembicaraan.
4.      Memohon, meminta, mengharapkan.
5.      Mengelak, membohongi, mengobati kesalahan, mengganti subjek.
6.      Mengkritik, menegur, mencerca, mengomeli, mengejek, menghina, mengancam, memperingatkan.
7.      Mengeluh, mengadu.
8.      Menuduh, meyangkal/mengingkari.
9.      Menyetujui, menolak, mendebat/membantah.
10.  Menyakinkan, menuntut, mempengaruhi/mensugesti, mengingatkan, menegaskan/menyatakan, menasihati.
11.  Melaporkan, menilai, mengomentari.
12.  Memerintahkan, memesan, meminta/menuntut.
13.  Menanyakan, memeriksa/meneliti.
14.  Menaruh simpati, menyatakan belasungkawa.
15.  Meminta maaf, memaafkan.



C.     Kurikulum bahasa dan tindak komunikatif
Dua pakar mengembangkan suatu kurikulum yang bersifat nasional atau gagasan, yang menyarankan bahwa bagi keempat keterampilan berbahasa (berbicara, menyimak, menulis dan membaca). Tata bahasa yang menjelaskan suatu gagasan atau fungsi, yang merupakan kunci palsu bagi (maha) siswa untuk memasuki kategori-kategori gramatikal yang kemudian menghalangi proses komunikatif.
      Ada beberapa hal yang diberikan oleh kurikulum nasional bagi pengajaran bahasa, yaitu :
1.      Suatu organisasi bahasa yang berisikan kategori-kategori fungsional
2.      Pengadaan sarana pengembangan kategori-kategori struktural di dalam suatu pertimbangan umum mengenai aneka fungsi bahasa.

D.    Penerapan tindak komunikatif
Tindak komunikatif itu akan kita terapkan secara lisan dan tulisan seperti yang terdapat atau dipakai dalam kegiatan sehari-hari.
1.      Menyetujui
Berarti menyatakan setuju (sepakat); membenarkan (mengiyakan, menerima); memperkenankan.
2.      Membantah
Berarti melawan (menentang, menyerang) perkataan orang; menyangkal (pendapat, kabar dan sebagainya); tidak membenarkan; tidak menyetujui, dan sebagainya.
3.      Menyatakan simpati
4.      Memperdebatkan
5.      Mengalikan pembicaraan
6.      Menyangkal/mengingkari
7.      Memberi pujian
8.      Mengucapkan selamat
9.      Merayu/meyanjung
10.  Membanggakan
11.  Mengkritik
12.  Memperingatkan
13.  Menghina
14.  Menuduh/menyalahkan
Berarti mendakwa; menyangka bahwa (seseorang) melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
15.  Mengancam
Berarti menyatakan hendak melakukan sesuatu.
16.  Mengingatkan
Berarti memberi ingat; memberi nasihat.
17.  Menyarankan
Berarti memberi pendapat.
18.  Menganjurkan
Berarti mengemukakan sesuatu; memberi nasihat.
19.  Meyakinkan
Berarti menyaksikan sendiri supaya yakin; menentukan; melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
20.  Menegaskan
Berarti menerangkan; menjelaskan.
21.  Memaksakan
Berarti mendesakkan suatu kepada; memaksa orang menerima sesuatu.
22.  Mengomentari
Berarti menafsirkan; mengulas; menambah keterangan.
23.  Menanyai
Berarti bertanya kepada; hendak mengetahui dengan bertanya; memeriksa dengan bertanya.
24.  Memperbaiki
Berarti membetulkan (kesalahan, kerusakan dan sebagainya).
25.  Melaporkan
Laporan berarti berita; rencana; perslah; barang yang dilaporkan.
Melaporkan berarti memberitahukan; memberikan rencana perslah.
26.  Menganalisis
Berarti menyelidiki suatu peristiwa.