Monday, 16 October 2023

HAKIKAT BAHASA DAN FUNGSI BAHASA



A.    HAKIKAT BAHASA DAN FUNGSI BAHASA
1.      Hakikat Bahasa
Berbicara mengenai hakikat bahasa, prof. Anderson mengemukakan adanya delapan prinsip dasar, yaitu :
a.       Bahasa adalah suatu sistem
b.      Bahasa adalah vokal (bunyi tuturan)
c.       Bahasa tersusun dari lambang-lambang mana suka (arbitary symbols)
d.      Setiap bahasa bersifat unik, bersifat khas
e.       Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan
f.       Bahasa adalah alat komunikasi
g.      Bahasa berhubungan erat dengan budaya tempatnya berada
h.      Bahasa itu berubah-ubah (dinamis). (Henry Guntur Tarigan, 2015 ; 2-3).

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Dengan sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya sistem bahasa itu bukan merupakan sebuah sistem tunggal melainkan terdiri dari sejumlah subsistem. Sistem bahasa yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi.
(Abdul Chaer, Ed. Rev, 2010 ; 14-17).




2.        Fungsi Bahasa
Halliday menemukan tujuh fungsi bahasa, yaitu :
a.       Fungsi instrumental melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
b.      Fungsi Regulasi bertindak untuk mengatur dan mengendalikan orang lain.
c.       Fungsi Representasional adalah penggunaan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan, dengan perkataan lain “ menggambarkan” realitas yang sebenarnya, seperti yang dilihat seseorang.
d.      Fungsi Interaksional bertugas untuk menjamin dan memantapkan ketahanan serta kelangsungan komunikasi sosial.
e.       Fungsi personal memberi kesempatan kepada seorang pembicara untuk mengekpresikan perasaan, emosi, pribadi serta reaksi-reaksinya yang mendalam.
f.       Fungsi Heuristik melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari seluk-beluk lingkungan
g.      Fungsi imajinatif melayani penciptaan sistem-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif. (Henry Guntur Tarigan, 2015 ; 5-7)

Fungsi bahasa menurut Fishman (1972) :
1.      Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya.
2.      Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah.
3.      Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahasa itu berfungsi fatik, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial.
4.      Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial. Maksudnya adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana pendapat si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
5.      Dilihat dari segi kode yang dipergunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Yakni, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
6.      Dilihat dari segi amanat, bahasa itu berfungsi imaginatif. Bahasa itu digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Baik yang sebenarnya maupun yang Cuma imaginasi (khayalan, rekaan).
(Abdul Chaer, Ed. Rev, 2010 ; 14-17).

B.     TATA BAHASA DAN PRAGMATIK
1.      Semantik dalam arti luas
Sesuai dengan Morris (1938) terdapat pembedaan sebagai berikut :
Sintaksis : menelaah “hubungan-hubungan normal antara tanda-tanda satu sama lain.
Semantik : menelaah “ hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan
       wadah penerapan tanda-tanda tersebut.”
Pragmatik : menelaah “ hubungan-hubungan tanda-tanda dengan para penafsir atau interpretator.”
2.      Semantik dalam arti sempit
Bidang semantik dibagi menjadi dua pokok bahasan, yaitu:
a.       Teori referensi (denotasi, ekstensi)
b.      Teori makna (konotasi, intensi)

3.      Makna
Makna menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) ialah arti atau maksud
(sesuatu kata), misalnya mengetahui lafal dan maknanya, bermakna, berarti mengandung arti yang penting (dalam), berbilang, mengandung beberapa arti, memaknakan. Menerangkan arti (maksud) sesuatu kata dan sebagainya.

Tata Bahasa dan Pragmatik merupakan dua ranah yang komplementer, saling melengkapi didalam linguistik.

C.     PRAGMATIK DAN TINDAK UJAR
Pragmatik adalah telaah mengenai makna dalam hubungannya dengan aneka situasi ujaran. Ada lima aspek situasi ujaran, yaitu :
1.      Pembicara-penyimak
2.      Konteks ujaran
3.      Tujuan ujaran
4.      Tindak ilokusi
5.      Ucapan.

Ada tiga jenis tindak ujar, yaitu :
1.      Tindak lokusi
2.      Tindak ilokusi
3.      Tindak perlokusi

Prinsip konversasi mencakup prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun.
Ada empat maksim (ungkapan) yang termasuk kedalam prinsip kerja sama, yaitu :
1.      Maksim kualitas
2.      Maksim kuantitas
3.      Maksim relasi
4.      Maksim cara

Ada enam maksim yang termasuk kedalam prinsip sopan santun, yaitu :
1.      Maksim kebijaksanaan
2.      Maksim kedermawanan
3.      Maksim penghargaan
4.      Maksim kesederhanaan
5.      Maksim permufakatan
6.      Maksim simpati
Presuposisi adalah pengamanan “dunia nyata” yang digunakan orang dalam percakapan yang melibatkannya kalau pemahaman penuh terhadap maknanya terlaksana.

D.    UNGKAPAN KEBIJAKSANAAN
a.       Klasifikasi Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi dibagi empat fungsi, yaitu :
1.      Kompetitif
2.      Konvivial
3.      Kolaboratif
4.      Konfliktif

b.      Kebijaksanaan dan kesopansantunan
Kebijaksanaan adalah salah satu jenis atau aspek kesopansantunan. Sedangkan kesopansantunan adalah bersifat asimetris, apa yang sopan pada penyimak belum tentu sopan pada pembicara dan sebaliknya.
c.       Paradoks santun pragmatik
Adalah suatu atribusi sikap yang bertentangan pada para partisipan dalam suatu dialog.

E.     RETORIKA ANTARPRIBADI
·         Dalam retorika antar pribadi terdapat beberapa prinsip, yaitu :
1.      Prinsip kerja sama
2.      Prinsip sopan santun
3.      Prinsip minat
4.      Prinsip pollyanna
·         Dalam prinsip kerja sama terdapat empat maksim, yaitu :
1.      Maksim kuantitas
2.      Maksim kualitas
3.      Maksim relasi
4.      Maksim cara
·         Dalam prinsip sopan santun terdapat enam maksim, yaitu :
1.      Maksim kebijaksanaan
2.      Maksim kedermawanan
3.      Maksim penghargaan
4.      Maksim kesederhanaan
5.      Maksim permufakatan
6.      Maksim simpati
·         Aspek metalinguistik kesopansantunan
   Dari pengalaman sehari-hari bahwa kesopansantunan dimanifestasikan bukan hanya dalam ‘isi’ percakapan, tetapi juga dalam ‘cara’ mengelola percakapn serta menstrukturinya yang dilakukan oleh para partisipannya.
·         Ironi dan Kelakar
1.      Ironi adalah majas atau gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud mengejek.
2.      Kelakar adalah senda gurau, percakapan untuk olok-olok (lelucon dan sebagainya).
·         Hiperbola dan Litotes
1.      Hiperbola adalah gaya bahasa atau majas berupa ungkapan melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan : jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya.
2.      Litotes adalah gaya bahasa atau majas yang berupa pernyataan mengenai sesuatu dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya.

F.      LOKUSI, ILOKUSI DAN PERLOKUSI
1.      Lokusi, ilokusi dan perlokusi
Tiga jenis tindak ujar, yaitu :
a.       Tindak lokusi (melakukan tindakan untuk mengatakan sesuatu)
b.      Tindak ilokusi (melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu)
c.       Tindak perlokusi (melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu)



2.      Aneka kelas verba tindak ujar
a.       Verba ilokusi dan verba perlokusi
b.      Klasifikasi ilokusi

3.      Analisis semantik terhadap beberapa verba ilokusi
a.       Kolom (a)
b.      Kolom (b)
c.       Kolom (c)
d.      Kolom (d)
e.       Pengelompokan horisontal
f.       Pasangan terkecil
g.      Jurang pemisah kebetulan
h.      Penafsiran skala


G.    ANEKA TINDAK KOMUNIKATIF
A.    Kaidah konversasi
Konversasi merupakan wadah yang paling ampuh bagi pengunaan kaidah-kaidah atau aturan-aturan wacana secara fungsional.
Ada empat maksim dalam konversasional dalam mempermudakan pembicara menetapkan suatu judul pembicaraan, yaitu :
1.      Kuantitas
2.      Kualitas
3.      Relevansi
4.      Cara
B.     Klasifikasi tindak komunikatif
Komunikasi adalah serangkaian tindakan komunikatif atau tindak ujar yang dipakai secara bersistem untuk menyelesaikan tujuan tertentu.
Ada 15 kelompok dalam tindak komunikatif, yaitu :
1.      Menyapa, mengundang, menerima, menjamu.
2.      Memuji, mengucap selamat, menyanjung/merayu, menggoda, memesonakan, menyombongkan.
3.      Menginterupsi, menyela, memotong pembicaraan.
4.      Memohon, meminta, mengharapkan.
5.      Mengelak, membohongi, mengobati kesalahan, mengganti subjek.
6.      Mengkritik, menegur, mencerca, mengomeli, mengejek, menghina, mengancam, memperingatkan.
7.      Mengeluh, mengadu.
8.      Menuduh, meyangkal/mengingkari.
9.      Menyetujui, menolak, mendebat/membantah.
10.  Menyakinkan, menuntut, mempengaruhi/mensugesti, mengingatkan, menegaskan/menyatakan, menasihati.
11.  Melaporkan, menilai, mengomentari.
12.  Memerintahkan, memesan, meminta/menuntut.
13.  Menanyakan, memeriksa/meneliti.
14.  Menaruh simpati, menyatakan belasungkawa.
15.  Meminta maaf, memaafkan.



C.     Kurikulum bahasa dan tindak komunikatif
Dua pakar mengembangkan suatu kurikulum yang bersifat nasional atau gagasan, yang menyarankan bahwa bagi keempat keterampilan berbahasa (berbicara, menyimak, menulis dan membaca). Tata bahasa yang menjelaskan suatu gagasan atau fungsi, yang merupakan kunci palsu bagi (maha) siswa untuk memasuki kategori-kategori gramatikal yang kemudian menghalangi proses komunikatif.
      Ada beberapa hal yang diberikan oleh kurikulum nasional bagi pengajaran bahasa, yaitu :
1.      Suatu organisasi bahasa yang berisikan kategori-kategori fungsional
2.      Pengadaan sarana pengembangan kategori-kategori struktural di dalam suatu pertimbangan umum mengenai aneka fungsi bahasa.

D.    Penerapan tindak komunikatif
Tindak komunikatif itu akan kita terapkan secara lisan dan tulisan seperti yang terdapat atau dipakai dalam kegiatan sehari-hari.
1.      Menyetujui
Berarti menyatakan setuju (sepakat); membenarkan (mengiyakan, menerima); memperkenankan.
2.      Membantah
Berarti melawan (menentang, menyerang) perkataan orang; menyangkal (pendapat, kabar dan sebagainya); tidak membenarkan; tidak menyetujui, dan sebagainya.
3.      Menyatakan simpati
4.      Memperdebatkan
5.      Mengalikan pembicaraan
6.      Menyangkal/mengingkari
7.      Memberi pujian
8.      Mengucapkan selamat
9.      Merayu/meyanjung
10.  Membanggakan
11.  Mengkritik
12.  Memperingatkan
13.  Menghina
14.  Menuduh/menyalahkan
Berarti mendakwa; menyangka bahwa (seseorang) melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
15.  Mengancam
Berarti menyatakan hendak melakukan sesuatu.
16.  Mengingatkan
Berarti memberi ingat; memberi nasihat.
17.  Menyarankan
Berarti memberi pendapat.
18.  Menganjurkan
Berarti mengemukakan sesuatu; memberi nasihat.
19.  Meyakinkan
Berarti menyaksikan sendiri supaya yakin; menentukan; melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
20.  Menegaskan
Berarti menerangkan; menjelaskan.
21.  Memaksakan
Berarti mendesakkan suatu kepada; memaksa orang menerima sesuatu.
22.  Mengomentari
Berarti menafsirkan; mengulas; menambah keterangan.
23.  Menanyai
Berarti bertanya kepada; hendak mengetahui dengan bertanya; memeriksa dengan bertanya.
24.  Memperbaiki
Berarti membetulkan (kesalahan, kerusakan dan sebagainya).
25.  Melaporkan
Laporan berarti berita; rencana; perslah; barang yang dilaporkan.
Melaporkan berarti memberitahukan; memberikan rencana perslah.
26.  Menganalisis
Berarti menyelidiki suatu peristiwa.











No comments:

Post a Comment