PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN
- PERDARAHAN
P3K secara harfiah
merupakan tindakan yang dapat diberikan / dilakukan oleh orang yang terlatih
atau memahami tentang seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan
umum formal, pelatihan ataupun pengalaman.
Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan yang pertama sebelum korban
dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari P3K
sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah,
menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas,
sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Ada
juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga
penolong pun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus ataun
sesuai prioritas yang mengancam nyawa.
Gangguan perdarahan adalah istilah umum untuk berbagai
masalah medis yang mengarah ke pembekuan darah miskin dan perdarahan
terus-menerus. Dokter juga menyebut mereka
istilah-istilah seperti koagulopati, perdarahan dan gangguan pembekuan darah.
Ketika
seseorang memiliki kelainan pendarahan mereka memiliki kecenderungan untuk
berdarah lagi. Kelainan dapat disebabkan oleh cacat pada pembuluh darah atau
dari kelainan dalam darah itu sendiri. Mungkin kelainan pada faktor pembekuan
darah atau platelet.
Pembekuan
darah, atau koagulasi, adalah proses yang mengendalikan perdarahan. Berubah
darah dari cair ke padat. Ini adalah proses kompleks yang melibatkan sebanyak
20 protein plasma yang berbeda, atau faktor pembekuan darah. Biasanya, proses
kimia yang kompleks terjadi menggunakan faktor pembekuan ini untuk membentuk
suatu zat yang disebut fibrin yang berhenti berdarah. Ketika faktor-faktor
koagulasi tertentu yang kurang atau hilang, proses ini tidak terjadi secara
normal. Pendarahan Gangguan Pembekuan Ilustrasi
Penyebab dan Cara Mengatasi Perdarahan
Penanganan cidera dinilai melalui
tingkatan cedera berdasarkan adanya perdarahan lokal.
1. Akut
(0-24 jam)
Kejadian cedera antara saat kejadian sampai proses
perdarahan berhenti, biasanya 24 jam, pertolongan yang benar dapat
mempersingkat periode ini.
2. Sub-akut
(24-48 jam)
Masa akut telah berakhir, perdarahan telah berhenti,
tetapi bisa berdarah lagi. Bila pertolongan tidak benar akan kembali ke tingkat
akut, berdarah lagi.
3. Tingkat
lanjut (48 jam sampai lebih)
Pedarahan telah
berhenti, kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut, penyembuhan telah mulai.
Dengan pertolongan yang baik masa ini dapat dipersingkat, pelatih harus sangat
mahir dalam hal ini agar tahu kapan harus meminta pertolongan dokter.
Perdarahan pada umumnya
1.
Perdarahan
bawah kuku
Pendarahan
ini dapat terjadi apabila kuku terjepit pintu, terpukul martil dan sebagainya
sehingga warna kuku menjadi merah dan terasa sakit. Apabila hal ini terjadi
kompreslah kuku dengan es. Setelah itu, lubangi sedikit bagian kuku yang
berdarah tadi untuk memungkinkan darah yang berada di bawah kuku keluar
kemudian berikan saleb anti biotic pada lubang kuku tersebut.
2. Perdarahan pada hidung (mimisan)
Epistaksis atau perdarahan hidung
sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan hampir 90% dapat berhenti
sendiri. Perdarahan ini terjadi mungkin karena:
a.
Seringkali tanpa sebab, sepontan terjadi
mimisan.
b. Benturan ringan misalnya ketika mengorek
ingus terlalu kuat, bersin terlalu kuat, atau benturan kuat seperti terjatuh,
terpukul dll.
c.
Infeksi:
sinusitis, rhintis atau penyakit infeksi lain seperti sifilis, atau lepra.
d.
Neoplasma/tumor: kasinoma atau tumor
ganas lainnya.
e.
Kelainan bawaan.
f.
Penyakit kardiovaskuler: tekanan darah
tinggi dan kelainan pembuluh darah.
g.
Kelainan darah: hemofili, leukemia dan
trombositopenia (keguguran trombosit).
h.
Infeksi sistemik: demam berdarah, demam
tifoid, influensa, dan lain-lain.
i.
Perubahan tekanan atmosfer: peyakit
akibat menyelam sehingga terjadi perbedaan tekanan yang tinggi dan mendadak
sehingga sering terjadi mimisan.
j.
Gangguan endokren: menarche (haid pertama kali) atau menopause.
Hal yang harus dilakukan untuk
mengatasi perdarahan adalah:
a.
Untuk membantu korban maka dudukkan dia
dengan kepala menunduk, hal ini untuk mencegah agar darah tidak terhisap
paru-paru.
b.
Pencet hidung kanan kiri selama 10
menit.
c.
Selanjutnya masukkan segulungan kain
kasa ke dalam hidung (druk). Kain kasa lebih baik lagi di basahi dengan hidrogen peroksida. Untuk beberapa waktu
(20-30 menit) mintalah korban untuk membuka mulutnya dan katakan padanya untuk
sementara waktu tidak menelan ludah.
d.
Bisa juga memasukkan gulungan daun sirih
ke dalam lubang hidung yang berdarah. Karena daun sirih mengandung minyak
atsiri (kadinen, kavikol, sineol,
eugenol, kariovilen, karvakrol, tarpinen, seskuiterpen). Kandungan ini
dapat membantu menyempitkan pembuluh darah.
e.
Selain itu, untuk sementara waktu korban
tidak boleh mendengus atau membuang ingus.
3.
Perdarahan
pada telinga
Terjadinya perdarahan pada telinga
ini bisa jadi disebabkan oleh tusukan benda tajam, mungkin juga karena tulan
kepala retak, atau dapat pula di akibatkan oleh adanya ledakan yang keras.
Untuk membantu korban maka hal yang harus dilakukan adalah dengan mengirim dia
segera ke rumah sakit. Jangan tetesi telinga korban dengan obat tetes telinga
dan jangan berusaha membersihkan gumpalan darah pada lubang telinga.
4.
Perdarahan
pada waktu hamil
Perdarahan pada ibu hamil merupakan
hal yang perlu diwaspadai, karena dapat terjadi tiba-tiba bahkan kadang terjadi
tanpa sebab ataupun tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Hal yang terpenting adalah
bagaimana memberikan pertolongan pertama pada ibu, mengantisipasi keadaan yang
lebih buruk akibat kehilangan cairan dan mencegah shock.
Perdarahan pada waktu hamil, secara
umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perdarahan pada kehamilan muda (di bawah
5 bulan) dan perdarahan pada kehamilan lanjut/tua (di atas 6 atau 7 bulan).
Perdarahan pada kehamilan muda
diakibatkan oleh: keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan (kehamilan
di luar rahim) dan kehamilan anggur (mola), yaitu kehamilan yang tidak berisi
janin tetapi berisi gelembung-gelembung yang berwarna seperti anggur.
Perdarahan pada kehamilan tua/lanjut disebabkan oleh lepasnya plasenta/ari-ari
sebelum bayi lahir atau perdarahan pada plasenta dan karena jalan lahir
tertutup plasenta.
a.
Perdarahan
pada kehamilan muda
1)
Keguguran atau abortus
Tanda-tanda abortus adalah:
a)
Pengeluaran darah mulai hanya berupa
bercak atau sedang hingga hebat (gumpalan darah) pada usia kehamilan di bawah 5
bulan.
b)
Terjadinya kram atau nyeri/ mulas pada
perut bagian bawah.
Cara penaganannya adalah dengan
a)
Bila perdarhan/bercak sedikit segera
istirahat baring total di tempat tidur, dan tidak melakukan aktifitas apapun.
b)
Bantu semua keperluan makan-minum,
mandi, dan lain-lain keperluan sehari-hari.
c)
Istirahat yang cukup dan beri support
mental/psikologis.
d)
Bila perdarahan banyak segera periksa ke
dokter kandungan atu rujuk ke rumah sakit.
2)
Kehamilan di luar kandungan
Tanda-tanda kehamilan di luar
kandungan adalah:
a)
Nyeri perut bagian bawah yang sangat,
bahkan hingga limbung/pingsan.
b)
Pengeluaran darah bercak hingga sedang.
c)
Penderita tampak pucat.
d)
Terdapat tanda-tanda shock.
Cara
penanganannya adalah dengan:
Penderita
segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
3)
Kehamilan anggur atau mola.
Tanda-tanda mola adalah:
a)
Pengeluaran darh berwarna coklat
disertai jaringan yang bergelembung-gelembung seperti anggur.
b)
Mual dan muntah berlebihan.
c)
Kram atau nyeri/mulas pada perut bagian
bawah.
d)
Perut tampak lebih besar dari usia
kehamilannya.
Cara
penanganannya adalah dengan:
Penderita
segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
b.
Perdarahan
pada kehamilan tua/lanjut
1)
Perdarahan
karena lepasnya plasenta (ari-ari)
Tanda-tanda
perdarahan karena lepasnya plasenta adalah:
a)
Keluar
darah berwarna merah tua agak kehitaman pada umur kehamilan lebih dari 6 atau 7 bulan.
b)
Biasanya
terdapat faktor penyebab sebelumnya, misalnya jatuh, penyakit/infeksi, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
Cara
penanganannya adalah dengan:
Penderita
segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
2)
Perdarhan
karena jalan lahir tertutup plasenta (ari-ari)
Tanda-tanda
perdarhan karena jalan lahir tertutup plasenta adalah:
a)
Pengeluaran darah ringan atau berupa bercak hingga banyak, berwarna
merah segar pada kehamilan di atas 6-7 bulan.
b)
Perdarahan
umumnya berhenti secara spontan.
c)
Tidak
ada penyebab sebelumnya, kadang-kadang terjadi pada waktu bangun tidur.
Cara
penanganannya adalah dengan:
Penderita
segera di rujuk ke rumah sakit/dokter kandungan.
5.
Perdarahan
pada rongga perut
Perdarahan pada rongga perut yang diakibatkan
oleh luka terbuka mudah diketahui. Tetapi rongga perot dapat juga terjadi tanpa
luka terbuka, misalnya yang di timbulkan oleh pukulan yang keras oleh benda
tumpul ke arah perut. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, hal semacam ini tidak
jarang di jumpai.
Bahaya perdarahan rongga perut
selain infeksi (bila ada luka terbuka), juga shock dan kematian cepat menyusul.
Tanda-tanda perdarahan rongga perut
tanpa luka terbuka ialah: penderita merasa kesakitan yang hebat pada di daerah
perut. Dinding perut menegang (kadang-kadang sampai sekeras papan). Bila
dipegan atau ditekan perutnya penderita akan merasa kesakitan. Mual dan muntah
yang kadang-kadang berdarah merupakan salah satu tanda-tandanya. Kemudian akan
cepat menjadi shock dan meninggal.Tindakan pertongan pertama:
a.
Bila ada luka terbuka:
Ø Tutup
lukanya dengan snelverband. Jika
tidak ada snelverband, tutuplah
dengan setumpuk tebal kasa steril. Siramlah kasa seteril dengan cairan steril (aquadest steril atau larutan garam
steril).
Ø Apabila
ada usus yang nampak keluar, jangan berusaha untuk memasukkannya kembali.
Ø Balutlah
luka tersebut dengan balutan yang menekan.
Ø Jangan
dfiberi minum atau makanan apa pun. Jika penderita merasa haus, cukup basahi
bibirnya dengan air.
Ø Kirim
segera ke rumah sakit.
b.
Tanpa luka terbuka (akibat pukulan atau
ledakan):
Ø Jangan
diberi minum atau makan apa pun.
Ø
Balut
perut dengan balutan menekan.
Ø Kirim
segera ke rumah sakit.
6.
Perdarahan
di kepala
Kulit kepala mempunyai jaringa
pembuluh darah yang sangat banyak jumlahnya. Sehingga luka yang dangkalpun
banyak mengalirkan darah. Perdaran di kepala akan lebih berbahaya jika terjadi
di atas telinga atau di belakang kepala. Tindakan pertolongan:
Ø Perhatikan
mungkin ada tulang kepala yang retak (perdarahan lewat te linga dan hidung)
Ø Perhatikan
pula tulang kepala yang pecah dan mungkin ada gangguan pada otak. Jika tidak
ada tanda-tanda patah tulang kepala atau gangguan pada otak. Hentikanlah
pendarahan dengan cara menekan langsung pada luka.
Ø Luka
ditutup dengan kasa steril dan diberi balutan menekan.
Jika tidak ada tanda-tanda patah
tulang kepala atau gangguan pada otak: tekanan langsung pada luka akan lebih
berbahaya. Yang harus dikerjakan ialah: Mencoba menghentikan perdarahan dengan
menekan nadi yang mengalirkan darah ke kulit kepala. Cara melakukannya yaitu
dengan cara menggunakan tiga jari tangan, nadi leher di tekan ke belakang. Ibu
jari tangan yang menekan diletakkan di tengkuk. Jadi nadi ditekan ke arah ibu
jari, jangan ke arah tenggorokan. Nadi yang di tekan adalah nadi yang terletak
pada sisi yang sama dengan tempat perdarahan. Penekanan dilakukan lebih rendah
dari jakun.
Kemudian tindakan pertolongan
pertama yang harus dilakukan jika terjadi luka terbuka di kepala tanpa disertai
patah tulang kepala adalah:
Ø Gunting
rambut sekitar luka.
Ø Bersihkan
luka dengan cairan steril.
Ø Tutup
luka dengan kasa steril lalu di balut
Ø Bawa
penderita ke dokter
7.
Perdarahan
di selaput otak
Kecelakaan di kepala mungkin tidak
mengakibatkan apa-apa di luarnya. Tetapi pembuluh darah selaput otak mungkin
pecah. Dalam hal ini biasanya penderita tidak merasa apa-apa kecuali sedikit
pusing setelah kecelakaan. Tetapi semakin lama darah yang mengumpul di rongga
otak semakin banyak dan semakin menekan otak. Oleh sebab itu penderita akan
merasa semakin pusing, muntah-muntah dan pingsan. Tindakan pertolongan pertama
yang harus di lakukan adalah:
Ø Setiap
korban kecelakaan yang yang diduga mengalami benturan di kepala harus
diperlakukan sebagai penderita gegar otak.
Ø Meskipun
tetap sadar, penderita tetap harus berbaring dengan kepala dialasi bantal.
Ø Setiap
15 atu 30 menit kesadaran penderita harus diperiksa. Jika perlu penderita harus dibangunkan jika tertidur. Kesadaran yang menghilang sementara ia tertidur akan
lebih sulit diketahui.
Ø Apabila
kesadaran menurun, atau kepala semakin pusing, atau muntah-muntah semakin
banyak, penderita harus segera di bawa ke rumah sakit dalam keadaan tetap
berbaring.
8.
Perdarahan
di mata
Kelilip yang tajam atau tusukan
benda tajam dapat melukai mata.Tindakan pertolongan yang harus
dilakukan:Penderita harus segera diusung ke rumah sakit dengan mata di
balut dengan menggunakan balutan (kasa)
steril.
Perdarahan
pembuluh nadi
Pembuluh nadi bertugas membawa
darah segar dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Kebanyakan pembuluh nadi ini
tersimpan dalam di bawah jaringan tubuh, dan hanya beberapa saja yang dekat
permukaan ke kulit. Tanda-tanda
pendarahan pembuluh nadi adalah: darah keluar menyembur sesuai dengan denyut
jantung. Darah yang keluar berwarna merah segar.
Tindakan pertolongan harus segera
diberikan karena penderita akan cepat kehilangan darah dan terjadi shock. Ada tiga cara penghentian
perdarahan nadi:
1.
Tekanan di tempat perdarahan
Cara ini adalah yang terbaik untuk
perdarahan nadi pada umumnya. Caranya adalah dengan menggunakan setumpuk kasa
steril (kain bersih biasa), tempat perdarahan itu ditekan. Tekanan tersebut
harus dipertahankan sampai terhenti atau sampai pertolongan yang lebih lanjut
(pertolongan oleh tenaga medis) dapat di berikan. Penekanan ini dilakukan
selama 15-20 menit atau sampai terfiksasi sehingga tidak ada lagi perdarahan.
Kasa boleh dilepas apabila kasa
sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan yang baru. Kemudian
kasa tersebut di tutup dengan dengan balutan yang menekan, dan bawa penderita
ke rumah sakit. Selama perjalanan, bagian yang mengalami perdarahan diangkat
lebih tinggi dari letak jantung.
2.
Tekanan
pada tempat-tempat tertentu
Tempat-tempat
yang di tekan adalah hulu (pangkal) pembuluh nadi yang terbuka. Jadi tujuan
dari penekanan ini adalah untuk menghentikan aliran darah yang menuju ke
pembuluh nadi yang cidera.
Perhatikan
gambar berikut, garis–garis panah menunjukkan arah aliran darah di dalam
pembuluh nadi, tempat-tempat yang ditekan terletak diantara jantung dan tempat
luka.
A: untuk pedarahan di daerah muka;
B: untuk perdarahan muka dan
kepala;
C: untuk perdarahan di kaki;
D: untuk perdarahan di daerah bawah
lutut;
E: untuk perdarahan di lengan;
F: untuk perdarahan di bawah siku;
G: untuk perdarahan di pundak dan
sepanjang lengan;
H: untuk perdarahan kulit kepala
dan kepala bagian atas.
Tekanan dengan torniket (torniquet)
Torniket adalah bulatan yang
menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita
kain yang lebar, pembalut segitiga yang di lipat-lipat, atau sepotong ban dalam
sepeda dapat digunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket harus cukup untuk
dua kali melilit bagian yang hendak di balut. Tempat yang paling baik untuk
memasang torniket ini adalah lima jari di bawah ketiak (untuk perdrahan di
lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki). Cara
menggunakan torniket ini adalah:
Ø Lilitkan
torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih bagus lagi apabila sebelumnya
dialasi dengan kain atau kain kasa untuk mencegah timbulnya lecet pada kulit
yang terkena torniket langsung.
Ø Apabila
menggunakan kain maka ikatkan dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan
sebatang kayu di atas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan simpul
air untuk mengencangkan torniket, tetapi jangan diputar terlalu keras, karena
dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya.
Ø Tanda-tanda
apabila torniket ini sudah dapat memperkecil denyut nadi bagian tubuh yang
berada di bawah torniket, akan terlihat dari warna kulit di sekitar daerah
tersebut menjadi kekuningan.
Ø Untuk
memudahkan pengusungan, perlihatkan torniket, jangan di tutup dengan selimut.
Selain itu setiap 10 menit torniket harus dikendurkan selama 30 detik, untuk
memberi kesempatan darah memberi makanan-makanan ke jaringan di bawah torniket
tersebut. Sementara torniket kendor, luka dapat ditekan dengan kasa steril.
Ø Penderita
yang ditorniket harus segera dikirim ke rumah sakit, untuk memperoleh
pertolongan selanjutnya.
.
Kesadaran merupakan keadaan yang mencerminkan pengintegrasian
impuls aferen dan eferen.
Gangguankesadaran, yaitu keadaan dimana tidak terdapat aksi
dan reaksi, walaupun dirangsang secara kasar.
Tingkat kesadaran :
Ø Kompos mentis : sadar
sepenuhnya baik terhadap dirinya maupun lingkungan. Pada kompos mentis ini aksi dan reaksi bersifat adekuat yang
tepat dan sesuai.
Ø Apatis : keadaan
pasien yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungan.
Ø Delirium :
penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang
terganggu. Pasien tampak gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-meronta.
Ø Somnolen (letargi,
obtundasi, hipersomnia) : mengantuk yang masih dapat dipulihkan bila diberi
ransangan tapi saat ransangan dihentikan, pasien tertidur lagi. Pada somnolen
jumlah jam tidur meningkat dan reaksi psikologis lambat.
Ø Soporous/stupor
: keadaan mengantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan dengan ransangan
kuat tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat memberijawaban
verbal yang baik. Pada soporous/stupor reflek kornea dan pupil baik, BAB dan
BAK tidak terkontrol. Stupor disebabkan oleh disfungsi serebral organic difus.
Ø Semi koma
: penurunan kesadaran yang tidak member respon terhadap ransangan verbal dan
tidak dapat dibangunkan sama sekali, tapi reflek kornea dan pupil masih baik.
Ø Koma :
penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada
respon terhadap nyeri.
Ø Derajat kesadaran yang paling rendah yaitu koma. Koma
terbagi dalam :
Ø Koma supratentorial diensephalik : merupakan semua proses
supratentorial yang mengakibatkan destruksi dan kompresi pada substansia
retikularis diensefalon yang menimbulkan koma.
Koma supratentorial diensephalik dapat
dibagi dalam 3 golongan, yaitu :
Ø Proses desak
ruang yang meninggikan tekanan dalam ruang intracranial supratentorial secara
akut.
Ø Lesi yang
menimbulkan sindrom ulkus.
Ø Lesi
supratentorial yang menimbulkan sindrom kompresi rostrokaudal terhadap batang
otak.
Koma infratentorial diensefalik, disini
terdapat 2 macam proses patologik yang menimbulkan koma :
Ø Proses
patologik dalam batang otak yang merusak substansia retikularis.
Ø Proses diluar
batang otak yang mendesak dan mengganggu fungsi substansia retikularis.
Koma infratentorial akan cepat timbul
jika substansia retikularis mesensefalon mengalami gangguan sehingga tidak bisa
berfungsi baik. Hal ini terjadi akibat perdarahan. Dimana perdarahan di batang
otak sering merusak tegmentum pontis dari pada mesensefalon.
Koma bihemisferik difus : terjadi karena metabolism neural
kedua belah hemsferium terganggu secara difus. Gejala yang ditimbulkannya yaitu
dapat berupa hemiparesis, hemihiperestesia, kejang epileptic, afasia, disatria,
dan ataksia, serta gangguan kualitas kesadaran.
Derajat kesadaran lainnya yaitu tidur. Tidur merupakan suatu
derajat kesadaran yang berada dibawah keadaan awas-waspada dan merupakan
fisiologik yang ditentukan oleh aktivitas bagian-bagian tertentu dari
substansia retikularis. Tidur secara patologis yaitu keadaan tidur dan berbagai
mecam keadaan yang menunjukkan daya bereaksi dibawah derajat awas-waspada,
diantaranya letargi, mutismus akinetik, stupor, dan koma.
Gangguan tidur terdiri atas hipersomnia
dan insomnia :
a. Hipersomnia (kebanyakan tidur)
merupakan gejala keadaan patologik yang dibedakan dalam :
-
Hipersomnia karena proses patologik diotak, seperti
ensefalitis dan tumor serebri.
-
Hipersomnia karena proses patologik sistemik, seperti
hiperglikemia atau uremia.
b. Insomnia (tidak bisa tidur)
merupakan gejala sekunder beberapa jenis psikoneurosis yang dapat timbul
sebagai :
-
Insomnia primer, yaitu penderita tidur tapi tidak merasa
tidur.
- Insomnia sekunder akibat psikoneurosis yang umumnya punya
banyak keluhan non organic, sakit kepala, perut kembung, badan pegal, dll.
- Insomnia sekunder akibat penyakit organic, yaitu
penderita tidak bisa tidur karena saat tertidur, ia diganggu oleh penderitaan
organic. Misalnya seperti penderita diabetes mellitus yang sering terbangun
karena sering kencing, atau penderita ulkus duodeni yang sering terbangun
karena mules dan lapar pada tengah malam, atau penderita arthritis reumatika
yang mudah terbangun oleh nyeri yang timbul pada setiap perubahan sikap badan.
Selain dari gangguan tidur diatas, ada
juga gangguan tidur fungsional, yaitu diantaranya :
-
Somnambulisme, yaitu berjalan dalam keadaan tidur.
- Sleep automatism, yaitu berjalan
sambil melakukan suatu perbuatan yang bertujuan dalam keadaan tidur. Misalnya
membereskan koper seperti orang yang ingin bepergian tapi dalam keadaan tidur.
- Kekau, yaitu berbicara dalam keadaan
tidur yang biasanya terkait dengan mimpi.
- Kejang nokturnus atau mioklonus
nokturnus, yaitu saat tidur, ia terbangun kembali karena anggota geraknya
berkejang sejenak.
- Paralisis nokturnus, yaitu perasaan
lumpuh seluruh tubuh yang dialami sebagai kenyataan dan menghilang serentak
saat mata dapat dibuka.